Jenis-Jenis
Pasar
Sebelum membahas jenis-jenis dari pasar, akan dibahas terlebih
dahulu pengertian dari pasar. Pasar merupakan salah satu dari
wadah dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan tempat
dimana usaha untuk menjual barang, jasa, dan tenaga kerja untuk orang-orang
dengan imbalan yang berupa uang. Kegiatan ini merupakan bagian dari bisnis perekonomian.
Disini akan dibahas
jenis-jenis dari pasar:
·
Pasar Persaingan Sempurna
·
Pasar Monopoli
·
Pasar Monopolistik
·
Pasar Oligopoli
1.
Pasar Persaingan Sempurna
Merupakan pasar dengan jumlah penjual
dan pembeli yang banyak sekali sehingga tidak ada satu pun penjual atau pembeli
yang bisa mempengaruhi harga dari barang yang dijualnya.
Ciri-cirinya:
1. Bebas keluar masuk.
2. Produk-produk yang homogen.
3. Ada banyak penjual dan pembeli.
4. Faktor-faktor produksi bergerak bebas.
5. Tidak ada campur tangan pemerintah.
1. Bebas keluar masuk.
2. Produk-produk yang homogen.
3. Ada banyak penjual dan pembeli.
4. Faktor-faktor produksi bergerak bebas.
5. Tidak ada campur tangan pemerintah.
Kelebihan:
1. Barang yang ditawarkan penjual akan laku berapa pun nominalnya tanpa mengalami penurunan harga.
2. Tidak mungkin mengugah bentuk barang untuk membuat pasar karena adanya homogenitas barang.
3. Konsumen tidak perlu beradu jotos tentang tawar-menawar harga barang karena harga tidak dapat dipengaruhi oleh siapapun.
1. Barang yang ditawarkan penjual akan laku berapa pun nominalnya tanpa mengalami penurunan harga.
2. Tidak mungkin mengugah bentuk barang untuk membuat pasar karena adanya homogenitas barang.
3. Konsumen tidak perlu beradu jotos tentang tawar-menawar harga barang karena harga tidak dapat dipengaruhi oleh siapapun.
Kekurangan:
1. Tidak mendorong inovasi.
2. Distribusi pendapatan yang tidak merata atau tidak seimbang.
1. Tidak mendorong inovasi.
2. Distribusi pendapatan yang tidak merata atau tidak seimbang.
2.
Pasar Monopoli
Merupakan pasar yang hanya terdapat satu penjual
saja dan komoditi atau barang ini tidak ada penggantinya yang
sangat mirip atau serupa.
Ciri-cirinya:
1. Tidak adanya barang pengganti yang serupa.
2. Hanya ada satu perusahaan.
3. Adanya hambatan untuk memasuki industri.
4. Promosi dan iklan kurang diperlukan.
1. Tidak adanya barang pengganti yang serupa.
2. Hanya ada satu perusahaan.
3. Adanya hambatan untuk memasuki industri.
4. Promosi dan iklan kurang diperlukan.
Kelebihan:
1. Monopoli bisa memperoleh keuntungan lebih sehingga perusahaan bisa melakukan penelitian dan pengembangan.
2. Di satu sisi monopoli justru menguntungkan konsumen kalau diimbangi efisiensi, tetapi di sisi lain monopoli juga seringkali menjadi sumber inefisiesi.
Kekurangan:
1. Harga produk cenderung tinggi karena produsen cenderung menginginkan keuntungan yang tinggi.
2. Jumlah produk di pasar sangat bergantung dari produsen/ penjual di pasar.
3. Pada pasar monopoli sering terjadi eksploitasi baik terhadap konsumen maupun pemilik faktor produksi.
1. Harga produk cenderung tinggi karena produsen cenderung menginginkan keuntungan yang tinggi.
2. Jumlah produk di pasar sangat bergantung dari produsen/ penjual di pasar.
3. Pada pasar monopoli sering terjadi eksploitasi baik terhadap konsumen maupun pemilik faktor produksi.
3.
Pasar Monopolistik
Merupakan pasar yang berada di antara dua jenis
pasar, yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli.
Ciri-cirinya:
1. Barangnya berbeda corak.
2. Ada banyak penjual.
3. Para pelaku pasar mempunyai sedikit kekuasaan.
Kelebihan:
1. Pasar ini mudah dijumpai oleh konsumen karena sebagian besar kebutuhan sehari-hari tersedia dalam pasar monopolistik.
2. Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk dapat memilih produk yang terbaik baginya.
Kekurangan:
1. Perusahaan dalam pasar monopolistik umumnya berukuran kecil, sehingga kemampuan bekerja kurang efisien dalam memanfaatkan sumber daya ekonomi dibandingkan dengan pasar monopoli.
2. Konsumen masih harus membayar harga barang yang lebih tinggi dari biaya marginal (MC) untuk menghasilkan barang tersebut. Sebaiknya, tenaga kerja dibayar hanya setinggi MC. yang lebih rendah dari nilai barang yang diproduksi (harga).
4. Pasar
Oligopoli
Merupakan pasar yang hanya terdiri atas beberapa
perusahaan atau penjual yang menjual produk homogen atau sejenis
Ciri-cirinya:
1. Hanya terjadi di beberapa perusahaan.
2. Menghasilkan barang homogen dan dan berbeda corak.
3. Terdapat hambatan masuk ke dalam pasar sehingga hanya ada sejumlah kecil perusahaan dalam pasar tersebut.
1. Hanya terjadi di beberapa perusahaan.
2. Menghasilkan barang homogen dan dan berbeda corak.
3. Terdapat hambatan masuk ke dalam pasar sehingga hanya ada sejumlah kecil perusahaan dalam pasar tersebut.
Kelebihan:
1. Jika produsen dalam pasar oligopoli melakukan persaingan dalam harga, maka konsumen juga cenderung mendapatkan harga yang stabil atau kalau pun berubah justru cenderung mengalami penurunan.
2. Produsen dalam pasar oligopoli umumnya perusahaan besar, sehingga mempunyai dana untuk penelitian dan pengembangan yang cukup.
1. Jika produsen dalam pasar oligopoli melakukan persaingan dalam harga, maka konsumen juga cenderung mendapatkan harga yang stabil atau kalau pun berubah justru cenderung mengalami penurunan.
2. Produsen dalam pasar oligopoli umumnya perusahaan besar, sehingga mempunyai dana untuk penelitian dan pengembangan yang cukup.
Kekurangan:
1. Dalam pasar oligopoli cenderung terjadi pemborosan penggunaan sumber daya ekonomi, karena produsen tidak beroperasi pada biaya rata-rata (AC) minimum, artinya perusahaan sering beroperasi secra tidak efisien.
2. Ditinjau dari segi distribusi pendapatan masyarakat, pasar oligopoli sering menimbulkan ketidakadilan.
Pengertian
dan Konsep-konsep Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional merupakan jumlah seluruh
pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun.
1. PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan
2. PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)
PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu Negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri.
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri
3. NNP (Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.
NNP = GNP – Penyusutan
4. NNI (Net National Income)
NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
5. PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )
6. DI (Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.
DI = PI – Pajak langsung
Perputaran
Roda Perekonomian
Pertumbuhan
ekonomi suatu negara biasanya dihitung berdasarkan pertumbuhan ril dari GDP
negara tersebut, yakni seberapa besar GDP negara bertambah secara ril dari
tahun ke tahun. Pertumbuhan ini dihitung dengan cara membagi nilai dari output
suatu sektor ekonomi pada tahun tertentu dengan nilai output sektor tersebut
pada tahun sebelumnya dan dikali 100 % kemudian dikurangi 100. Bila GDP
mengalami pertumbuhan yang tinggi berarti pendapatan masyarakat juga akan mengalami
pertumbuhan yang tinggi, terlepas dari siapa atau kelompok mana dari masyarakat
yang menerima pendapatan tersebut. Untuk dapat memahami lebih dalam tentang GDP
perhatikan Lampiran 1.1. GDP Indonesia menurut lapangan usaha berdasarkan harga
yang berlaku dan harga konstan.
Seperti
diterangkan diatas bahwa GDP dapat dihitung dari sisi pengeluaran aggregate
(Aggregate Spending) pelaku ekonomi dalam suatu negara. Pengeluaran aggreaget
ini sama dengan Permintaan Agregat karena konsekuensi dari permintaan adalah
adanya pengeluaran oleh rumah tangga, investor, pemerintah dan eksportir untuk
membeli barang dan jasa.
Pengeluaran
Aggregate dapat dikelompokkan atas empat komponen, yaitu:
1. Pengeluaran
konsumsi rumah tangga
2. Pengeluaran
invesatasi oleh pengusaha
3. Pengeluaran
pemerintah
4. Permintaan
luar negeri
Berikut satu persatu dari komponen Agregat Demand atau Agregat Spending, yaitu:
1. Pengeluaran Konsumsi
Merupakan
bagian terbesar dari permintaan agregat yaitu berupa permintaan dari konsumen
terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Konsumsi
ini memegang peranan penting dalam perekonomian menurut teori Keynesian karena
akan menentukan output dan pendapatan masyarakat suatu negara. Kontribusi
konsumsi terhadap pembentukan GDP di Indonesia diperkirakan sebesar 65% dari
total GDP. Konsumsi dapat dibagi atas tiga kategori yaitu barang tanah lama
(durable goods) seperti mobil, barang tidak tahan lama (nondurable goods), dan
jasa (services). Dari sisi asal barang maka barang dan jasa yang dikonsumsi
oleh konsumen dalam negeri terdiri dari barang produksi dalam negeri dan barang
/jasa yang diproduksi oleh negara lain yang diimport ke Indonesia. Dalam
penghitungan GDP angka import ini harus dikeluarkan dari angka GDP.
2. Pengeluaran
Pemerintah
Artinya
semua pengeluaran pemerintah yang diperlukan agar roda pemerintahan dapat
berjalan dengan baik. Pengeluaran pemerintah ini tercantum dalam Anggaran
Belanja dan Pendapatan Nasional (APBN). Barang dan jasa yang dibeli oleh
pemerintah tidak dihitung nilai tambahnya (value added) seperti halnya pada
barang konsumsi karena barang dan jasa yang diproduksi oleh pemerinatah pada
umumnya adalah gratis. Pengeluaran pemerintah seperti uang pensiun (transer of
payment) tidak dihitung dalam GDP karena pengeluaran tersebut bukan merupakan
pembelian terhadap barang atau jasa yang baru diproduksi.
3. Pengeluaran Investasi
Investasi
merupakan tambahan terhadap akumulasi modal ditambah dengan perubahan persediaan.
Tetapi transaksi saham tidak termasuk dalam penambahan stok modal. Jadi
investasi adalah aktifitas yang bisa meningkatkan kemampuan ekonomi dalam
memproduksi barang dan jasa dimasa mendatang. Contohnya adalah pembelian barang
investasi, peralatan, dan pembangunan rumah baru. Sewa dari tumah tersebut
dihitung sebagai konsumsi.
4. Permintaan Ekspor Bersih (Net Export)
Komponen
terakhir dari GDP adalah net export yaitu selisih antara export dan import (X –
M). Export merupakan GDP dari dalam negeri karena merupakan barang atau jasa
yang diproduksi di dalam negeri, tetapi tidak dikonsumsi di dalam negeri.
Barang ekspor akan dibeli atau dikonsumsi oleh rumah tangga, investor, atau
pemerintah negara asing sedangkan import adalah barang yang diproduksi di luar
negeri, berarti adalah GDP negara asing.
Dalam GDP
yang dihitung adalah net ekspor untuk menghindari penghitungan dua kali (double
counting). Barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga, investor, dan
pemerintah tidak semuanya diproduksi di dalam negeri tetapi beberapa barang
yang dibeli tersebut berasal dari luar negeri. Jadi komponen pengeluaran
aggeregate yang diuraikan diatas - pengeluaran rumah tangga, investor dan
pemerintah – sebagiannya adalah barang yang diproduksi di luar negeri, berarti
adalah GDP negara asing atau bukan merupakan GDP Indonesia. Karena itu untuk
mengkoreksinya maka ekspor harus dikurangi dengan impor agar barang import
tidak terhitung sebagai GDP kita, karena yang termasuk dalam GDP Indonesia
adalah konsumsi rumah tangga berupa barang-barang produksi dalam negeri,
ditambah dengan belanja barang investor, ditambah belanja barang pemerintah dan
ditambah dengan nilai barang yang diekspor ke luar negeri. Barang-barang import
yang telah dikonsumsi oleh konsumen dalam negeri tidak bisa dihitung sendiri
karena telah masuk dalam perhitugan jumlah konsumsi. Nilai barang import ini
tentu sama dengan jumlah nilai barang yang diimport yang tercatat di Bea dan
Cukai sehingga dengan mengeluarkannya dari angka export maka sama dengan
mengeluarkannya dari angka konsumsi barang import.
Metode Penghitungan Pendapatan
Nasional
Perhitungan
Pendapatan Nasional:
1. Metode
Produksi
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi masyarakat dalam periode tertentu.
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi masyarakat dalam periode tertentu.
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]
2. Metode
Pendapatan
Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan berupa rent, wage, interest, profit yang diterima oleh pemilik factor produksi adalam suatu negara selama satu periode.
Y = r + w + i + p
Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan berupa rent, wage, interest, profit yang diterima oleh pemilik factor produksi adalam suatu negara selama satu periode.
Y = r + w + i + p
3. Metode Pengeluaran
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi (RTK, RTP, RTG, RT Luar Negeri) dalam suatu negara selama satu tahun.
Y = C + I + G + (X – M)
Masalah dan Keterbatasan Perhitungan PDB
Permasalahan PDB terletak pada pembandingan tingkat kemakmuran atau kesejahteraan suatu negara dari tahun ke tahun, akan terjadi biasa jika kita salah menggunakan perhitungan PDB .
Keterbatasan Perhitungan PDB yaitu PDB tidak
memasukan memasukan transaksi yang terjadi pada “underground economy”
(perekonomian bawah tanah). Perekonomian seperti sektor informal atau sektor
illegal seperti penjualan narkoba, dan sektor lain yang sulit tercatat oleh
negara tidak masuk dalam perhitungan PDB. Ini menyebabkan nilai PDB cenderung
dapat undervalued (lebih rendah) dari yang seharusnya. PDB tidak selalu mencerminkan ukuran kesejahteraan sosial suatu negara, PDB hanya mengukur berapa banyak output yang diproduksi di suatu negara dan
bagaimana sturktur serta perkembangannya antarwaktu. Untuk mengukur kemakmuran
suatu negara, PDB merupakan indikator yang cukup baik. Akan tetapi,
kesejahteraan suatu negara lebih kompleks dari hanya sekedar pendapatan yang
tinggi. Beberapa indikator untuk menunjukan tingkat kesejahteraan adalah
tingkat pengangguran, tingkat kematian ibu dan bayi, angka harapan hidup,
tingkat buta huruf, dan lain-lain perlu diperhatikan juga.
PDB tidak mencerminkan pemerataan pendapatan.
Nilai PDB suatu negara tidak dapat menunjukan apakah pendapatan nasional
tersebut terbagi secara merata diantara penduduknya atau tidak. Bebarapa
negara mengalami ketimpangan ekonomi yang besar dengan sebagian kecil penduduk
menikmati sebagian besar PDB.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar