Rabu, 27 November 2013

Pengalaman ke Pulau Bali



 

Saya akan menceritakan beberapa pengalaman pertama kali saya saat ke pulau Bali bersama dengan seluruh keluargaku pada akhir Juni tahun 2010.  
        Pada akhir bulan Juni 2010, saya dan adik-adik saya sedang ada jadwal liburan di akhir semester. Biasanya saat liburan itu, ayah mengajak kami sekeluarga mengisi kegiatan liburan itu untuk pulang kampung ke Ngawi, Jawa Timur. Selain pulang kampung, kami juga berekreasi dan berjalan-jalan di kota lainnya, seperti ke Yogyakarta, Solo, dan sekitarnya. Maklum, di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta tepatnya di daerah Bayat, ada rumah saudara kami juga disitu. Tak lupa kami mengunjungi jalanan Malioboro pada malam hari dan membeli berbagai souvenir.
          Hari yang dinanti telah tiba, kami sudah mempersiapkan segala barang-barang bawaan kami dan kami sekeluarga sudah siap untuk pulang kampung ke Ngawi, Jawa Timur dan ke Pulau Bali. Kami mudik menggunakan mobil Suzuki APV GL berwarna hijau. Kami berangkat pagi-pagi dengan tujuan agar terhindar dari kemacetan. Pada pagi itu, kami berangkat melalui tol Cikampek yang sudah menjadi langganan kami di saat setiap mudik. Jalanan di tol Cikampek saat itu ramai lancar, jadi kami tak terlalu bosan. Setelah itu, kami mengambil jalan ke Pantura. Suasana di Pantura saat itu ramai lancar, walau jalannya sedikit rusak dan penuh lubang saat itu. Karena hari sudah mulai malam, kami putuskan untuk menginap di hotel setempat.
          Esoknya, kami melanjutkan perjalanan kami. Saat itu kami lewat kota Semarang lalu ke selatan hingga sampai di Bayat. Di Bayat, kami bersillaturahmi dengan saudara kami. Setelah bersillaturahmi dan bermain-main sebentar, kami melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta untuk bersillahturahmi. Selesai bersillahturahmi, kami menuju kampung halaman di Ngawi, Jawa Timur. Sesampainya disana, seperti biasa kami bersillahturahmi kembali dan bermain-main di sana. Saya senang sekali dengan keadaan dareah disini yang penuh sawah dan penghijauan, jauh dengan keadaan di Jakarta yang membuat saya jenuh. Kami memutuskan untuk menginap 1 hari sebelum berangkat ke Bali esok harinya.
           Paginya, kami pergi meninggalkan Ngawi untuk pergi ke Pulau Bali. Kami menyebrang ke Pulau Bali dengan kapal feri. Kami sudah sampai pelabuhan Ketapang. Saya menikmati pemandangan laut di atas kapal feri ini. Udaranya sejuk dan indah sekali lautannya. Akhirnya kami sampai di pelabuhan Gilimanuk. Sesampainya disana, kami disambut dengan banyaknya sesajen di jalanan dan setiap pinggir-pinggir rumah. Kami langsung menuju kota Denpasar, tempat ayah saya tinggal sementara ketika ayah sedang ada dinas di Bali. Di pinggir jalanan yang masih jauh dari keramaian kota, banyak monyet-monyet bergelantungan kesana kemari di atas pohon. Sesampainya di kosan ayah saya, kami langsung beres-beres diri. Kosan ayah saya seperti bukan kosan biasa, karena kosannya cukup luas untuk menampung kami sekeluarga. Karena kami ke Bali disaat Piala Dunia 2010 masih berlangsung, kebetulan kami sedang menonton laga sengit antara Brazil melawan Belanda dimana laga itu dimenangkan oleh Belanda. Saya masih ingat gol yang diciptakan oleh pemain Belanda, Wesley Sneijder lewat sundulannya dan langsung berselebrasi menepuk kepalanya yang botak.
             Hari yang ku tunggu tiba, kami ingin menghabiskan sisa liburan kami di Pulau Bali ini. Suasana di Bali tidak jauh beda dengan suasana di Jakarta, tapi ada satu hal yang membuatku betah jika disini karena tempatnya indah sekali dan jika saya keluar ke luar komplek, banyak bule wanitanya yang berpenampilan eksotis dan menggoda. He he he.... Kami langsung diajak ayah ke GWK. Disana, kami melihat tempat yang sangat indah dimana ada batuan yang sangat besar seperti tebing. Dan disana ada tangga yang cukup tinggi dimana saat kita sampai disana, akan melihat panorama yang luar biasa indahnya. Setelah kami menaiki tangga, kami melakukan foto-foto disana dan ada patung kepala manusia dengan kedua tangannya yang tidak ada entah kemana (foto ada diatas) yang latarnya bagus untuk foto-foto. Puas dari GWK, kami langsung menuju pantai Kuta. Sessampainya disana, kami disuguhkan pemandangan yang berbeda dibanding pantai Ancol, dimana jika di Kuta pantainya masih terbilang agak bersih ketimbang di pantai Ancol. Saya senang pantai ini dipenuhi para bule, termasuk bule wanitanya. Ingin rasa saya untuk mengambil 1 foto saja dengan bule wanita yang cantik-cantik itu namun hal itu akhirnya tidak tersampaikan karena saya sangat malu.... Karena hari sudah mulai gelap, kami kembali ke kosan.
            Matahari sudah terbit, saya tidak sabar untuk melanjutkan liburan di pulau ini. Hari ini, ayah mengajak kami ke salah satu mall di Denpasar. Mallnya tidak kalah jauh dengan mall seperti Senayan City. Tapi bedanya mall disini banyak dipenuhi atau mayoritasnya para wisatawan yang berkunjung ke Bali. Saya melihat banyak restoran disini yang mengandung daging babi, oleh karena itu kami harus berhati-hati untuk memilih restoran di mall ini dan mengecek label hallal di setiap restoran. Dari sekian banyak restoran yang kami lihat-lihat, akhirnya kami memutuskan untuk makan siang di Pizza Hut. Setelah makan, kami berbelanja dan saya membeli baju di mall itu. Selesai berbelanja, kami menuju Tanah Lot. Kurang lebih memakan 1 jam perjalanan untuk sampai kesana. Sesampainya disana, cukup banyak monyet-monyet bertebaran di sekitar situ dan itu membuat ibu dan adik saya langsung panik. Namun kami santai saja. Saya penasaran dan ingin ke Tanah Lot itu yang jaraknya cukup jauh dari pantai dan menyebrangnya harus memakai kapal kecil. Kata ayah saya, bisa saja ke Tanah Lot dengan jalan kaki namun pantai harus dengan keadaan surut dahulu. Akhirnya saya tidak jadi ke Tanah Lot karena ayah saya tidak mengizinkannya. Matahari sudah mulai tenggelam. Sebelum kami pulang, kami berbelanja lagi untuk membeli oleh-oleh dan souvenir di toko souvenir sekitar. Kami langsung packing sesampai dikosan karena kami besok akan pulang.
            Agak berat saya untuk pulang ke Jakarta pada saat itu. Saya masih ingin merasakan liburan di Bali lagi. Saya masih kurang puas. Tetapi, saya sudah puas karena sudah bisa menginjakkan kaki di Pulau Bali. Itulah pengalaman-pengalaman saya di Pulau Bali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar