Saya akan menceritakan
beberapa pengalaman saya saat ke Pulau Batam, Kepulauan Riau bersama dengan
seluruh keluargaku pada akhir bulan Desember 2012.
Pada akhir bulan
Desember 2012, adik-adik saya sedang ada jadwal liburan di akhir semester
ganjil. Sebenarnya saya sedang tidak ada libur saat itu karena baru selesai
mengerjakan UTS dan ada jadwal praktikum di Universitas Gunadarma pada awal
Januari. Dan pada liburan itu, ayah mengajak kami sekeluarga mengisi kegiatan
liburan itu ke Pulau Batam, Kepulauan Riau. Bimbang saya saat itu memutuskan
ikut ke Batam atau tidak, namun saya memilih ikut saja ke Batam daripada saya
melewatkannya dan kapan lagi bisa kesana bersama-sama keluarga. Waktu saya
kecil tepatnya berumur 3 tahun, saya sudah pernah menginjakkan kaki di Batam
saat ayah saya masih bekerja disana. Niatku untuk kesana lagi akhirnya terwujud
setelah kami semua liburan kesana sekaligus ke tempat mesh ayah kami. Saya
ingin merasakan di Batam lebih lama karena saat masih kecil, saya belum tau
apa-apa dengan lingkungan disana. Yang ku ingat dulu di Batam masih banyak
tanahnya yang luas, danaunya terdapat banyak ikan dan jauh sekali dari kata
macet.
Hari itu telah tiba, kami sudah mempersiapkan segala
barang-barang bawaan kami dan kami sekeluarga sudah siap untuk berwisata ke
Pulau Batam, Kepulauan Riau. Saya rindu dengan keadaan di Batam saat itu yang
masih asri dan terawat lingkungannya, berharap keadaannya masih sama seperti
dahulu saat saya masih kecil. Kami sekeluarga kesana dengan naik pesawat
terbang Air Asia. Kami dari rumah diantar dengan saudara saya naik mobil sampai
bandara Soekarno Hatta. Saat itu kami berangkat dari rumah sekitar pukul 06.30
WIB. Kami berangkat pagi dengan tujuan supaya lebih lama menikmati liburan di
Batam. Pada pagi itu, kami berangkat ke bandara Soekarno Hatta. Saat itu
jalanan sangat lancar dan masih sepi sekali karena masih pagi dan kami
berangkat pada hari Minggu. Sesampainya di bandara Soekarno Hatta, kami
langsung berpamitan kepada saudara saya.
Kami langsung memasuki loket Air Asia. Setelah itu, kami
mengantri untuk masuk lalu menaruh semua barang bawaan kami termasuk HP di
papan berjalan untuk diperiksa menggunakan sinar-X dan memastikan tidak ada
barang berbahaya yang dibawa. Kami mengantri lagi setelah masuk untuk membeli
tiket. Setelah mendapatkan tiket, kami langsung menuju pintu yang tertera di
dalam tiket tersebut. Karena pesawat datang kurang lebih setengah jam lagi,
kami memutuskan untuk sarapan dulu di sekitar situ. Seusai sarapan, pesawat
akan datang 20 menit lagi. Saya langsung buang air terlebih dahulu dan membaca
sedikit majalah yang ada di atas meja tunggu. Akhirnya pesawat datang dan kami
langsung memasuki pesawat sesuai nomor bangku yang tertera pada tiket.
Ini juga adalah pengalaman pertama kali saya naik pesawat
terbang setelah 14 tahun yang lalu. Ketika itu saya masih kecil dan belum
merasakan apa-apa jika naik pesawat. Saat semua penumpang sudah memasuki
pesawat, pramugari akan memandu apa saja yang harus dilakukan saat di dalam
pesawat termasuk tentang keselamatan diri jika pesawat harus mendarat secara
darurat. Saya begitu menikmati pemandangan dari dalam pesawat. Jujur, saya agak
pusing ketika berada didalam pesawat, terutama saat turbolance. Namun lama-lama tidak merasakan pusing lagi karena
sudah biasa. Kurang lebih perjalanan selama 1 jam, pesawat sudah mendarat di
bandara Hang Nadim, Batam.
Sesampainya
disana, ayah saya menelfon teman kerjanya untuk menjemput kami yang kebetulan
juga tetangga saya dahulu saat saya masih kecil. Sekarang mereka tinggal di
Batam. Teman ayah saya akhirnya datang, lalu kami menuju tempat tinggal
tetangga kami dahulu itu untuk bersillahturahmi. Ternyata, Batam sekarang sudah
makin modern. Terlihat dari lingkungan yang sudah mulai tertata rapi layaknya
jalanan Jakarta, tapi di Batam masih bebas dari macet lalu banyak tanah yang
kosong dan di kanan kiri jalan terdapat pepohonan yang berdiri rapi menyejukan
mata. Saya senang dengan perkembangan kota disini. Kotanya masih indah dan
asri. Sudah mulai modern mengikuti perkembangan zaman. Semoga saja tempat saya
tinggal dahulu disana masih seperti dulu suasananya.
Sebelum
ke rumah teman ayah saya, kami makan siang terlebih dahulu di mall sekitar.
Setelah makan, kami ke rumah teman ayah saya. Sesampainya disana, kami
bersillahturahmi satu sama lain. Cukup lama kami bersillahturahmi, setelah itu
kami jalan-jalan ke jembatan Barelang lalu menuju pantai Timur. Sekitar
setengah jam perjalanan, kami sampai di jembatan Barelang. Di jembatan Barelang,
kami langsung berfoto-foto dengan tetangga kami dahulu itu dan foto diri
sendiri. Puas berfoto-foto, kami melanjutkan perjalanan ke pantai Timur. Pantai
ini terbilang cukup jauh karena memakan waktu hingga 2 jam lebih. Kami pun
sampai di pantai itu. Hanya sebentar kami disana, kami langsung pulang ke hotel
yang sebelumnya sudah kami pesan.
Esoknya,
kami mau melihat keadaan rumah dimana tempat saya tinggal dahulu. Saya kecewa
berat. Ternyata keadaan rumah tempat kami dulu tinggal kondisinya sangat
memprihatinkan sekali. Saat masuk ke dalam komplek itu, saya tidak yakin karena
rumah-rumah disitu telah ditumbuhi ilalang-ilalang yang sudah tinggi. Tapi
setelah saya diyakinkan oleh orang tua saya, saya baru sadar ternyata itu rumah
saya dahulu tinggal. Sungguh mengenaskan, tempat yang saya kira tempat yang
masih asri seperti dahulu ternyata sekarang telah berubah menjadi tempat yang
menyeramkan karena sudah tidak terawat sama sekali. Halaman depan rumahnya saja
sudah tertutupi ilalang yang lebat dan berbagai macam rumput-rumputan yang
membuat saya bingung dimana rumah saya dahulu. Saat saya tanya kepada ayah
saya, ternyata rumah ini sudah tidak ada yang mengurusnya saat kami tinggal di
Jakarta. Jadi, rumah ini terabaikan saat
kami sudah tinggal di Jakarta. Sebenarnya saya kecewa tidak bisa melihat rumah
ini seperti dulu, tapi saya tak mau kecewa berlama-lama gara-gara ini saja.
Setelah
melihat rumah yang memprihatinkan itu, kami bergegas menuju kuburan orang-orang
Vietnam pada zaman penjajahan dahulu. Jarak yang ditempuh dari rumah kami yang
dulu itu sekitar 1 jam. Setelah sampai, kami melihat disekeliling banyak
kuburan orang-orang Vietnam pada zaman penjajahan dahulu dan rumah-rumah bekas
zaman dahulu. Kami menggunakan mobil untuk berkeliling tempat itu seperti
tempat wisata Taman Safari. Selesai berkeliling melihat kuburan-kuburan
Vietnam, kami pun menuju hotel yang sebelumnya kami sudah menginap, jadi kami
mengambil 2 hari 2 malam. Tepat di malam itu pada tanggal 31 Desember 2012,
dimana malam itu semua orang diseluruh Indonesia akan merayakan menjelang tahun
baru ke 2013. Sebelum ke mall, saya dengan ayah saya melakukan pijat refleksi
disekitar hotel. Kami pun menuju mall di sekitar hotel untuk makan malam dan
melihat keadaan di dalam mall itu. Ternyata banyak mayoritas orang Cina di mall
itu. Tak jarang juga ada menu makanan haram seperti babi. Puas mengunjungi
mall, kami kembali ke hotel untuk beristirahat. Tiba di hotel, saya sudah
ketinggalan menonton pertandingan sepakbola antara Everton melawan Chelsea saat
itu. Akhirnya Chelsea menang 0-2 walau saya telat menontonnya. Sudah banyak
kembang api diluncurkan di langit-langit Batam. Pemandangan yang sama seperti
di Jakarta. Kami pun merayakan tahun baru 2013 di Batam.
Kami
pun langsung menuju tempat mesh ayah kami di Pulau Bintan setelah check-out dari hotel. Taksi pun telah
kami sewa untuk kesana. Untuk ke Bintan, kami harus menyebranginya dengan speed boat untuk menuju kesana. Hanya
dengan waktu setengah jam, kami pun sampai di Pulau Bintan, tempat mesh ayah
kami selama bekerja disini. Kami dijemput menggunakan mobil teman ayah saya
untuk menuju mesh. Di pulau ini, keadaannya hampir sama dengan di Batam.
Sekitar 1 jam lamanya, kami sampai di mesh ayah saya. Tempatnya terbilang sejuk
dan adem karena dikelilingi berbagai tumbuhan yang hijau. Saya senang dengan
lingkungan disini. Saya langsung berjalan-jalan di sekitar mesh ayah saya.
Udaranya sejuk dan asri membuat saya betah jika tinggal disini, tidak seperti
di Jakarta yang sudah tercampur berbagai macam polusi udara. Tapi disini
tempatnya tidak strategis seperti di Jakarta. Membuat agak sulit ketika mencari
macam-macam kebutuhan hidup.
Esok
hari, kami diajak ke sebuah proyek pekerjaan ayah saya di sekitar mesh.
Rencananya, tempat itu akan didirikan sebuah hotel lengkap dengan mall
disebelahnya. Proyeknya cukup besar dengan tiang-tiang bangunan yang sudah
sedikit terpasang. Setelah mengunjungi proyek ayah, kami menuju pantai yang
adadi Bintan. Kurang lebih memakan waktu 1 jam, kami sampai di pantai. Saya
senang sekali karena saya bisa memesan kerang rebus favorit saya disini dan
meminum es kelapa segar di pinggir pantai. Nikmatnya hidup ini.... Seusai dari
pantai, kami kembali ke mesh dan beristirahat karena besok kami sudah pulang ke
Jakarta. Saya merasa sedikit janggal ketika sampai di mesh ayah saya karena ada
satu mesh yang tidak terawat yang membuat saya merinding. Saya seperti melihat
bayangan aneh. Kata adik saya yang bisa melihat seperti itu, ternyata adik saya
juga merasakan bahwa di mesh itu memang benar ada “sesuatu” yang ganjil. Tak
ingin terlalu berlama-lama, saya langsung bergegas menuju mesh dan tidur.
Pagi
yang cerah saat kami akan pulang ke Jakarta. Saya sebenarnya masih ingin
merasakan liburan lagi di pulau ini tapi berhubung cuma 4 hari kami disini dan
besok saya sudah kuliah, kami memutuskan pulang ke Jakarta. Saya menyimpan satu
kekecewaan yaitu tidak mengikuti praktikum akibat liburan ini, tetapi saya
sangat senang bisa ke Batam lagi. Itulah pengalaman-pengalaman saya di Batam.
Waow ceritanya sangat mengesankan
BalasHapus